Welcome to http://indonesianeconomic.blogspot.com ... thank's to visit I hope you come back again

Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono mengatakan, jumlah utang swasta dari luar negeri (LN) yang jatuh tempo totalnya diperkirakan mencapai 22,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 271,2 triliun (kurs Rp 12.000 per dollar AS).

"Tapi ini tidak lagsung menjadi tekanan, sebab utang jatuh tempo ini tidak semuanya terus dibayarkan, karena ada yang di roll over (diperpanjang)," katanya di Jakarta, Kamis (19/3).

Ia mengatakan, utang swasta tersebut terdiri dari utang yang dilakukan perusahaan sebesar 17,4 miliar dollar AS (sudah termasuk bunga sebesar 2 miliar dollar AS) dan di perdagangan keuangan (trade financing) sebesar 5,2 miliar dollar AS berupa bankers acceptance dan trade credits.

Ia mengatakan, berdasarkan data bank Indonesia, untuk utang swasta yang dilakukan perusahaan, 31 persen di antaranya perusahaan berutang kepada perusahaan induknya. "Sehingga kemungkinan di roll over cukup tinggi. Kan kalau kepada anaknya masak tidak diberi, ya mungkin dalam situasi seperti ini tidak semuanya di roll over mungkin setengahnya," katanya.

Selain itu, 57 persen perusahaan yang berutang merupakan perusahaan asing atau perusahaan joint venture dengan asing sehingga kemungkinan untuk perpanjangan disetujui lebih besar.

"Meski 31 persen parents company (perusahaan induk), kan data historis dari komitmen untuk membantu anaknya (anak perusahaannya) itu sudah terjadi, kalau kita lihat kasus di Korea, sudah cut loss (mengantisipasi kerugian dengan tidak memperpanjang utang). Untuk Indonesia, karena potensinya masih baik akan tetap bagus (masih akan dapat diperpanjang)," katanya.

Ia menambahkan, utang LN swasta yang jatuh tempo terus dipantau agar tidak memberikan tekanan yang dalam kepada nilai tukar rupiah saat ini. "Kita selalu siap berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar agar tidak bergejolak terlalu dalam," katanya.

0 comments